Mengapa Bapak Meninggalkan Febri?
Posted on June 1, 2010 by saunkfamily
Mengapa Bapak Meninggalkan Febri ?*
Febri, gadis remaja, hitam manis, asal Tegal, sejak SD kelas 1,
ditingggal pergi bapaknya dan hingga kini tak kembali. Sejak itu, ibunya
bekerja sebagai pembantu rumah tangga pada sebuah keluarga di Jakarta;
sementara Febri tinggal di sebuah yayasan yatim di Ciomas, Bogor.
Febri dilahirkan di Kampung Dukuh Waru, Kecamatan dan Kelurahan Dukuh
Waru, Kabupaten Tegal, 16 tahun lalu. Kini, Febri sudah remaja,
bersekolah di sebuah Madrasah Aliyah di Bogor.
Waktu usia 2-3 tahun, Febri dan kedua orang tuanya pernah tinggal di
sebuah rumah kontrakan, di Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Bapaknya,
Waljono, mencari nafkah dengan berjualan ketoprak, sementara sang ibu
mengurus Febri kecil di rumah. Uang hasil berjualan ketoprak sering
habis dipakai modal bermain judi.
Di rumah kontrakan, selain keluarganya, ikut juga menumpang 2 adik dari
Pak Muljono yang sedang menuntut ilmu di sebuah sekolah pelayaran.
Setelah satu tahun di Parung Panjang, dengan suami yang hobi main judi,
sang Ibu, Jamilah, merasa kelelahan. Ia dan si kecil Febri memutuskan
kembali tinggal di kampung. Tak lama kemudian, suaminya menyusul dan
hidup bersama kembali di desa. Muljono meneruskan jualan ketopraknya.
Seorang tetangga, bekerja di perusahaan pelayaran, menawarkan sebuah
pekerjaan di Merauke. Singkat cerita, bekerjalah Muljono di perusahaan
itu. Setelah 2 tahun, Muljono kembali ke kampung, menjemput Jamilah
untuk tinggal bersama di Merauke. Jamilah menolak pergi. Tanpa
didampingi anak istri, Muljono kembali ke Merauke. Sejak itulah sang
Bapak, Muljono, tak pernah kembali.
13 Maret 2010, bersama 4 temannya dari Yayasan Ar-Rahmah, Febri tidur di Novotel, Bogor. Ia bercerita tentang Hotel itu:
“Kamarnya enak, nyaman, kasurnya empuk, ada hiasan dinding, ada telepon;
lantainya dari kayu, bagus, klasik, asri, selimutnya anget, bantalnya
banyak; kalau suhu kamar terasa panas, tingal nyalain AC; ada TV warna
hitam, flat, chanelnya banyak, bisa nonton dari atas kasur, dari kursi,
atau dari lantai sambil selonjor; kamar mandi ada 2, terpisah, sabunnya
bagus, kaca cerminnya gede, ada air panas dan air dingin; kalau perlu
godok air hanya tinggal nyolokkan ke listrik, 2 menit sudah mateng; ada
kursi untuk santai di teras; dan karyawannya ramah-ramah.”
Saya tanya, “Apa yang Febri akan lakukan setelah selesai sekolah?” Ia
diam sejenak, air matanya bercucuran, terbata-bata ia berkata, “Akan
mencari Bapak. Akan menanyakan, mengapa Bapak meninggalkan Febri?”
Novotel Bogor, 14 Maret 2010
*Seperti dituturkan Febri kepada ayah angkatnya di Yayasan Ar-Rahmah.
Sabtu, 29 Agustus 2015
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar